Bupati Taput Perjuangkan 6 Proyek Sungai ke Kementerian PUPR, Diantaranya ‘Groundsill’ di Aek Sigeaon

Kondisi Aek (Sungai) Sigeaon yang sudah sangat memprihatikan saat ini, antara lain, menurunnya sumber air tanah di hulu sungai dan menipisnya kandungan pasir

topmetro.news – Kondisi Aek (Sungai) Sigeaon yang sudah sangat memprihatikan saat ini, antara lain, menurunnya sumber air tanah di hulu sungai dan menipisnya kandungan pasir.

Sejak beberapa tahun terakhir, keprihatinan itu telah mendapat perhatian Bupati Taput Drs Nikson Nababan MSi dan memperjuangkan enam titik pembangunan infrastruktur sumber daya air (SDA) kewenangan Provinsi Sumatera Utara di Tapanuli Utara.

Upaya itu tertuang dalam Surat Bupati Tapanuli Utara kepada Menteri PUPR RI No. 600/868/14.2/III/2021 tanggal 29 Maret 2021.

Kadis PUPR Taput Dalan Simanjuntak melalui Kabid Pengairan Rickson Tamba mengatakan, dalam surat tersebut ada usulan enam poin pembangunan infrastruktur sumber daya air. Masing-masing: 1. Sungai Sigeaon (pembangunan tanggul dan groundsill), 2. Sungai Siborbung (perbaikan tanggul), 3. Jaringan Irigasi Hasak (pembangunan bendungan dan jaringan Irigasi Hasak), 4. Pembangunan tanggul Sungai Aek Ristop. 5. Sungai Aek Batangtoru (pembangunan tanggul penahan tanah sungai), dan 6. Sungai Aek Sarulla (pembangunan bendungan).

Total anggaran untuk usulan pembangunan infrastruktur itu bernilai Rp234 miliar.

Salah satu dari usulan itu telah dianggarkan Pemprovsu untuk TA 2022 sebesar Rp5 milar. Yakni, pembangunan infrastruktur Sungai Siborgung. Demikian juga untuk pembangunan tanggul perkuatan tebing di Kecamatan Sipoholon dan Tarutung sudah terlaksana. Seluruh usulan itu, pelaksanaannya adalah kewenangan provinsi dan Kementerian PUPR RI.

Aek Sigeaon

Rickson Tamba (Kabid Pengairan PUPR Tapanuli Utara) | topmetro.news

Sementara pembangunan 10 unit ‘groundsill’ di Aek Sigeaon (Kecamatan Sipoholon, Tarutung dan Siatas Barita) masih belum tertampung untuk TA 2022. “Sebagaimana disampaikan oleh Pak Bupati, Beliau mengharapkan doa masyarakat Tapanuli Utara agar usulan pembangunan di Tapanuli Utara diterima oleh Kementerian PUPR RI,” ujar Rickson Tamba.

Ia pun mengakui, kondisi Sungai Aek Sigeaon saat ini sudah sangat memprihatinkan. “Permukaan airnya sudah turun sekitar lima meter. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk memperbaikinya membangun ‘groundsill’. Bangunan ambang yang didirikan secara melintang pada alur sungai. Sehingga dapat berfungsi untuk mengurangi kecepatan arus sungai. Usulan itu 10 unit ‘groundsil’ berjarak 500 meter,” ujarnya.

Sebagaimana dirilis topmetro.news, permukaan sungai semakin jauh di bawah tanggul. Sehingga sungai yang mengalir di tengah Kota Tarutung ini terancam membuat jurang dan mengancam runtuhnya Jembatan Naheong di ujung Jalan Sisingamangaraja.

Salah satu indikator ancaman adalah arus kencang yang telah menggerus dasar sungai semakin dalam dan membuat alur setengah lebar sungai. Saat hujan deras baru-baru ini, sungai telah membawa bongkahan tanah berasal dari dasar sungai.

reporter | Jansen Simanjuntak

Related posts

Leave a Comment